Thursday, December 10, 2009

Seniman Jalanan

Hidupnya tak tentu arah
Rambutnya kusut masai
Misai,janggutnya serabai
Baju, seluarnya koyak rabak
Terpampang kepayahan hidup di kaca matanya
Diteruskan jua hidupnya melayari setiap inci kotaraya
Membawa bersama-sama madah pujangga
Merentasi lautan mata-mata ganjil
Namun tidak dihiraukanya lirik-lirik jijik itu
Di dalam peti mindanya
Hanya terngiang-ngiang idea-idea baru
Adaptasi kehidupan seharianya
Berhenti sebentar dia
Ditengah keriuhan manusia
Melayang-layang didalam dunianya sendiri
Memikirkan norma-norma janggal
Diluar batas pemikiran normal
Hidup,mati,syurga, neraka, ketentuan, balasan.......
Poooooonnnnnn.......Woi Nak Mati Ke?
Hon rapidkl bergema
Tergetap bibirnya
Tersentak jantungnya
Undur dirinya beberapa langkah
Tersedar dia kembali
Di tengah-tengah realiti kehidupan
Namun diteruskan jua
Langkah-langkah longlai,
menongkah arus kotemporari
Sebagai seorang seniman jalanan

Aku lalu cm, nampak mamat nie busking rupa ala2 seniman negara. Aku pon teringat kt so called sajak yg aku buat nie. Hurm, maybe im too lazy to make a new entry so imposting from my old blog. This poem was influenced by a man called RAHMAT HARON. He looked like a homeless guys with his original dreadlock hair and his sloppy slackers appearance. But in other hand, he has few publish books. mostly poems etc. Well as old folks says, dont judge a book by its cover aite.


Rahmat Haron - A tribute to him, not about his ideology but how he carry his life and words around.

No comments:

Post a Comment